UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA
Unsur-Unsur Periode Ketiga
Unsur – unsur
periode ketiga terdiri atas Na, Mg, Al, Si,
P, S, Cl dan Ar. Harga keelektronegatifan unsur periode
ketiga dari kiri ke kanan semakin besar dan sebaliknya, harga
keelektropositifan semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh harga
keelektronegatifan Y semakin besar sehingga semakin mudah membentuk ion
negative.
Table 3-13, data
sifat periodic unsur-unsur periode ketiga
Sifat
Senyawa
|
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
Ar
|
Nomor atom
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
Elektron valensi
|
35
|
352
|
3523p1
|
352p32
|
3523p3
|
3523p4
|
3523p5
|
3523p6
|
Jari-jari atom
|
1,86
|
1,60
|
1,43
|
1,17
|
1,10
|
1,04
|
0,99
|
0,97
|
Energi ionisasi(Kj/ma)
|
495,8
|
737,7
|
577,6
|
786,4
|
1011,7
|
999,6
|
1251,1
|
1520,4
|
Keelektronegatifan
|
0,93
|
1,31
|
1,61
|
1,90
|
2,19
|
2,58
|
3,16
|
-
|
Berdasarkan tabel
tersebut, anda dapat mengetahui bahwa dari kiri ke kanan, jumlah elektron
valensi semakin banyak, sedangkan jumlah kulitnya tetap. Akibatnya, jari-jari
atom semakin kecil sehingga semakin sukar melepaskan elektron (ionisasinya
semakin besar).
2.
Sifat Fisik Unsur Periode KeTiga
Table 3.14 titik
leleh dan titik didih unsure periode ke tiga
Sifat
Senyawa
|
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
Ar
|
Titik leleh
(0C)
|
97,81
|
648,8
|
660,37
|
1,410
|
44,1
|
119,0
|
-100,98
|
-189,2
|
Titik didih
|
903,8
|
1,105
|
2467
|
2,355
|
280
|
44,67
|
-34,6
|
-185,7
|
Berdasarkan tabel di atas telah
diketahui bahwa unsur Na, Mg, Al, Si, P, S berwujud padat pada suhu kamar
karena unsur-unsur tersebut memiliki harga (t.l) dan (t.d) di
atas suhu ruangan (di atas 250C). Sedangkan unsur Cl dan Ar berwujud
gas karena memiliki (t.l) dan (t.d) di bawah suhu ruangan.
Dalam periode ketiga, letak logam
disebelah kiri, makin ke kiri sifat logam semakin reaktif, Na >Mg> Al.
Jadi Na paling reaktif. Bukan logam terletak sebelah
kanan makin ke kanan sifat bukan logamnya makin kuat, a> 5> P> Si.
Klor paling reaktif dan Si paling tidak reaktif. Jadi , unsur periode ketiga
dari Na ke Cl sifat logamnya makin bertambah.
3. Sifat Kimia Unsur Periode Ketiga
Unsur – unsur periode ketiga memiliki
keteraturan sifat secara berurutan dari kiri kekanan sebagai berikut :
- Sifat preduksi berkurang dan sifat pengoksidasi bertambah
- Sifat logam semakin lemah dan sifat nonlogam semakin kuat
- Sifat basa semakin lemah dan sifat asam semakin kuat
A.Sifat
Pereduksi dan Sifat Pengoksidasi
Sifat pereduksi
semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsure-unsur periode ke tiga
ini dapat anda lihat dari harga potensial reduksinya.
Table 3.15 potensial reduksi standart
unsur-unsur periode ketiga.
Sifat
Senyawa
|
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
Ar
|
-2,711
|
-2,375
|
-1,706
|
-0,13
|
-0,276
|
-0,508
|
+1,358
|
-
|
Dari kiri ke kanan
unsur periode ketiga memiliki harga potensial reduksi 5 standart yang semakin
positif sehingga sifat pereduksinya semakin berkurang dan sifat pengoksidasinya
semakin bertambah.
Natrium merupakan
pereduksi yang reaktif terhadap air. Sifat pereduksi magnesium lebih lemah
dibandingkan natrium. Sehingga logam Mg hanya dapat bereaksi dengan air panas.
Contoh :
2Na (5) + 2H O (l) 2Na OH (ag) + H2 (g)
Mg (5) + H2O (l)
(tidak
bereaksi)
Mg (5) + 2H2O
(l) panas Mg (OH)2 + H2 (g)
Al (5) + H2O (l)
(tidak
bereaksi)
2Al (5) + 3H2O (g)
panas Al2 O3 (5) +
3H2 (g)
Sedangkan silicon
memiliki sifat pereduksi lebih lemah dibandingkan aluminium sehingga
silicon yang bereaksi dengan oksidator kuat, seperti oksigen dan klorin.
Contoh :
Si (5) + O2 (g) Si O2 (5)
Si (5) + 2Cl2 (g) Si Cl4 (l)
Sifat-Sifat Hidroksida Periode 3
Halaman ini menjelaskan secara singkat tentang sifat-sifat kimia "hidroksida" unsur-unsur periode 3 dari natrium hingga klor dalam satu periode.Ringkasan
Natrium dan magnesium hidroksida
Keduanya mengandung ion hidroksida, dan merupakan hidroksida basa sederhana.Aluminium hidroksida
Aluminium hidroksida, seperti halnya aluminium oksida, bersifat mfoter – memiliki sifat basa sekaligus asam."Hidroksida-hidroksida" lain
Semuanya mempunyai gugus -OH yang berikatan kovalen dengan atom dari periode 3. Semua senyawa ini bersifat asam – berkisar dari asam silikat yang sangat lemah (salah satu yang ditunjukkan di bawah) sampai asam sulfat dan asam klor(VII) yang sangat kuat.Menambahkan beberapa detail
Natrium dan magnesium hidroksida
Keduanya bersifat basa karena mengandung ion-ion hidroksida – suatu basa kuat.Keduanya bereaksi dengan asam membentuk garam. Sebagai contoh, dengan asam klorida encer, anda mendapatkan larutan natrium klorida yang tak berwarna atau magnesium klorida.
Aluminium hidroksida
Aluminium hidroksida merupakan senyawa amfoter.Seperti natrium atau magnesium hidroksida, akan bereaksi dengan asam. Ini menunjukkan sisi sifat basanya.
Dengan asam klorida encer, terbentuk larutan aluminium klorida yang tak berwarna.
Tetapi aluminium hidroksida juga mempunyai sifat asam. Dalam hal ini akan bereaksi dengan larutan natrium hidroksida menghasilkan larutan natrium tetrahidroksoaluminat yang tak berwarna.
"Hidroksida-hidroksida" lain
Sedikit mengingatkan apa yang kita bahas di sini:Tetapi kekuatannya bervariasi:
·
Asam ortosilikat merupakan asam yang sangat
lemah.
·
Asam fosfor(V) merupakan asam lemah – meskipun
sedikit lebih kuat daripada asam organik sederhana seperti asam etanoat.
·
Asam sulfat dan asam klor(VII) merupakan asam
yang sangat kuat.
Faktor utama dalam menentukan kekuatan asam adalah seberapa stabil anionnya
(ion negatif) jika satu hidrogen dilepaskan. Ini tergantung pada seberapa
banyak muatan negatif dapat disebarkan di sekitar ion yang tersisa.Jika seluruh muatan negatif berada pada atom oksigen dari gugus -OH, oksigen akan menarik kembali ion hidrogen. Ion hidrogen yang telah dilepaskan akan dengan mudah diambil kembali dan menjadi asam yang lemah.
Pada bagian lain, jika muatan dapat disebarkan (terdelokalisasi) ke seluruh bagian ion, ion tidak akan menarik kembali hidrogen dengan mudah. Asam akan menjadi kuat.
Kemungkinan, muatan negatif terdelokalisasi oleh interaksi dengan oksigen ikatan rangkap dua.
Sebagai contoh, pada asam klor(VII), ion yang dihasilkan adalah ion klor(VII) (juga dikenal sebagai ion perklorat), ClO4-.
Struktur ionnya tidak tetap seperti ini:
Catatan:
asam sulfat, tentu saja, dapat kehilangan ion hidrogen kedua
dari gugus -OH dan membentuk ion sulfat. Bagaimanapun, itu sedikit sulit. Jika
anda kehilangan hidrogen kedua, anda dapat menggunakan keempat oksigen untuk
delokalisasi muatan – tetapi sekarang anda mendelokalisasikan dua muatan negatif bukan hanya
satu. Ion hidrogen sulfat bukanlah asam kuat. Kekuatannya sama dengan asam
fosfor(V).
Asam fosfor(V) merupakan asam yang lebih lemah daripada asam sulfat karena
ia hanya mempunyai satu ikatan rangkap fosfor-oksigen yang dapat digunakan
untuk membantu delokalisasi muatan pada ion yang terbentuk dengan hilangnya
satu ion hidrogen – jadi muatan pada ion itu kurang terdelokalisasi secara
efektif.Pada asam ortosilikat, tidak ada ikatan rangkap silikon-oksigen untuk mendelokalisasikan muatan. Itu artinya ion yang terbentuk oleh hilangnya ion hidrogen tidak stabil, dan akan merebut kembali hidrogennya.
B.
Sifat Logam dan Nonlogam
Unsur-unsur periode
ketiga, seperti Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, sedangkan unsur-unsur P,
S, dan Cl merupakan unsur nonlogam. Adapun Si merupakan unsur yang memiliki
sifat peralihan antara unsur logam dan nonlogam sehingga disebut unsur
metalloid (semi logam). Argon (Ar) termasuk golongan gas mulia yang bersifat
insert (sulit bereaksi) sehingga tidak dibahas lebih lanjut dalam bab ini.
C. Sifat Asam-Basa
Sifat asam
berkaitan dengan sifat non logam,sedangkan sifat basa berkaitan dengan logam.
Sifat basa atau sifat asam dari suatu unsure bergantung pada konfigurasi
electron dan harga ionisasi unsure-unsur tersebut.
- Sifat Basa
Dari kiri ke kanan,
unsur-unsur periode ketiga memiliki harga ionisasi yang semakin besar sehingga
semakin sukar melepas electron. Penyebabnya electron Dari unsur tersebut akan
kurang tertarik kea rah atau oksigen sehingga kecenderungan untuk membentuk ion
OH menjadi berkurang.
Contoh :
M – OH M+ + OH-
Jadi, dari kiri
kekanan sifat basa usnur periode ketiga semakin lemah.
- Sifat Asam
Energi ionisasi
unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar sehingga semakinmudah
menarik electron dari atom oksigen. Jadi dari kiri ke kana sifat asam unsur
periode ketiga semakin kuat.
Contoh :
M – OH MO- + H+
Senyawa
asam unsur periode ketiga, yaitu : asam siukat (H2SiO3)
asam fosfat (H3DO4) asam sinfat (H2SO4)
dan asam paklorat (HCO4). Senyawa H2SiO3 merupakan
asam sangat lemah sehingga mudah terurai menjadi
senyawa SiO2 dan H2O1
Sifat Gas Mulia
Gas mulia memiliki beberapa sifat baik secara fisis maupun kimia, sebelum membahas hal tersebut mari kita lihat data-data dari gas mulia.
Berikut merupakan beberapa ciri fisis dari gas mulia.
Gas mulia memiliki beberapa sifat baik secara fisis maupun kimia, sebelum membahas hal tersebut mari kita lihat data-data dari gas mulia.
Berikut merupakan beberapa ciri fisis dari gas mulia.
Helium
|
Neon
|
Argon
|
Kripton
|
Xenon
|
Radon
|
|
Nomor atom
|
2
|
10
|
18
|
32
|
54
|
86
|
Elektron valensi
|
2
|
8
|
8
|
8
|
8
|
8
|
Jari-jari atom(Ǻ)
|
0,50
|
0,65
|
0,95
|
1,10
|
1,30
|
1,45
|
Massa atom (gram/mol)
|
4,0026
|
20,1797
|
39,348
|
83,8
|
131,29
|
222
|
Massa jenis (kg/m3)
|
0.1785
|
0,9
|
1,784
|
3,75
|
5,9
|
9,73
|
Titik didih (0C)
|
-268,8
|
-245,8
|
-185,7
|
-153
|
-108
|
-62
|
Titikleleh (0C)
|
-272,2
|
-248,4
|
189,1
|
-157
|
-112
|
-71
|
Bilangan oksidasi
|
0
|
0
|
0
|
0;2
|
0;2;4;6
|
0;4
|
Keelekronegatifan
|
-
|
-
|
-
|
3,1
|
2,4
|
2,1
|
Entalpi peleburan (kJ/mol)
|
*
|
0,332
|
1,19
|
1,64
|
2,30
|
2,89
|
Entalpi penguapan (kJ/mol)
|
0,0845
|
1,73
|
6,45
|
9,03
|
12,64
|
16,4
|
Afinitas elektron (kJ/mol)
|
21
|
29
|
35
|
39
|
41
|
41
|
Energi ionisasi (kJ/mol)
|
2640
|
2080
|
1520
|
1350
|
1170
|
1040
|
*= Helium dipadatkan dengan cara
menaikkan tekanan bukan menurunkan suhu.
Adapula hal penting yang menyebabkan
gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi elektronnya. Berikut adalah konfigurasi
elektron gas mulia
He = 1s2
Ne = 1s2 2s2 2p6
Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Kr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
Xe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
Rn = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10
6p6
Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.
contoh :
Br = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
menjadi
Br = [Ar] 4s2 3d10
4p5
Reaksi pada Gas Mulia
Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat berreaksi dengan atom lain.
Karena sebenarnya tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d
jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.
Berikut adalah beberapa contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia
Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat berreaksi dengan atom lain.
Karena sebenarnya tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d
jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.
Berikut adalah beberapa contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia
Gas Mulia
|
Reaksi
|
Nama senyawa yang terbentuk
|
Cara peraksian
|
Ar(Argon)
|
Ar(s) + HF → HArF
|
Argonhidroflourida
|
Senyawa
ini dihasilkan oleh fotolisis dan matriks Ar padat dan stabil pada suhu
rendah
|
Kr(Kripton)
|
Kr(s) + F2 (s)
→ KrF2 (s)
|
Kripton
flourida
|
Reaksi ini dihasilkan dengan cara
mendinginkan Kr dan F2pada suhu -196 0C lalu diberi
loncatan muatan listrik atau sinar X
|
Xe(Xenon)
|
Xe(g) + F2(g) → XeF2(s) Xe(g) + 2F2(g) → XeF4(s) Xe(g) + 3F2(g)→ XeF6(s) XeF6(s) + 3H2O(l) → XeO3(s) + 6HF(aq)6XeF4(s) + 12H2O(l) → 2XeO3(s) + 4Xe(g) + 3O(2)(g) + 24HF(aq) |
Xenon
flourida
Xenon
oksida
|
XeF2
dan XeF4 dapat
diperoleh dari pemanasan Xe dan F2pada tekanan6 atm, jika umlah peraksi F2 lebih besar maka akan diperoleh XeF6
XeO4
dibuat dari reaksi disproporsionasi(reaksi dimana unsur pereaksi yang sama
sebagian teroksidasi dan sebagian lagi tereduksi) yang kompleks dari larutan
XeO3 yang bersifat alkain
|
Rn(Radon)
|
Rn(g) + F2(g)
→ RnF
|
Radon
flourida
|
Bereaksi
secara spontan.
|
adalah segala aspek dari suatu objek atau zat yang dapat diukur atau dipersepsikan tanpa mengubah identitasnya. Sifat fisik dapat berupa sifat intensif atau ekstensif. Sifat intensif tidak tergantung pada ukuran dan jumlah materi pada objek, sedangkan sifat ekstensif bergantung pada hal tersebut. Sebagai tambahan, suatu sifat dapat pula berupa isotropik jika nilainya tidak tergantung arah pengamatan atau anisotropik jika sebaliknya. beberapa sifat fisik zat yang berhubungan dengan dunia pangan di antaranya viskositas dan titik leleh
Titik didih
Titik didih adalah suhu (temperatur) dimana tekanan uap sebuah zat cair
sama dengan tekanan external yang dialami oleh cairan. Sebuah cairan di dalam
vacuum akan memiliki titik didih yang rendah dibandingkan jika cairan itu
berada di dalam tekanan atmosphere. Cairan yang berada di dalam tekanan tinggi
akan memiliki titik didih lebih tinggi jika dibandingkan dari titik didihnya di
dalam tekanan atmosphere.
Titik didih
normal (juga disebut titik didih atmospheris) dari sebuah cairan merupakan
kasus istimewa dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmospher di
permukaan laut, satu atmosphere. Pada suhu ini, tekanan uap cairan bisa
mengatasi tekanan atmospher dan membentuk gelembung di dalam massa cair. Pada
saat ini (per 1982) Standar Titik Didih yang ditetapkan oleh IUPAC adalah suhu
dimana pendidihan terjadi pada tekanan 1 bar.
Pada tekanan
dan temperatur udara standar(76 cmHg, 25 °C) titik didih air sebesar
100 °C.
Ionisasi
Energi ionisasi unsur-unsur netral
Ionisasi adalah proses fisik
mengubah atom atau molekul menjadi ion
dengan menambahkan atau mengurangi partikel bermuatan seperti elektron atau lainnya. Proses ionisasi ke muatan positif
atau negatif sedikit berbeda. Ion bermuatan positif didapat ketika elektron
yang terikat pada atom atau molekul menyerap energi
cukup agar dapat lepas dari potensial
listrik yang mengikatnya. Energi yang dibutuhkan tersebut disebut potensial
ionisasi. Ion bermuatan negatif didapat ketika elektron bebas
bertabrakan dengan atom dan terperangkap dalam kulit atom dengan potensial
listrik tertentu. Ionisasi terdiri dari dua tipe: Ionisasi
sekuensial dan ionisasi non-sekuensial. Pada fisika klasik, hanya ionisasi sekuensial yang
dapat terjadi sehingga disebut ionisasi klasik. Ionisasi non-sekuensial melawan
beberapa hukum fisika klasik dan akan dijelaskan di bagian ionisasi
kuantum.[sunting] Ionisasi klasik
Mengacu pada fisika klasik dan model atom Bohr, membuat ionisasi atomik dan molekuler amat ditentukan. Menurut fisika klasik, energi elektron yang melebihi energi potensial listrik kulit di mana elektron tersebut berada, elektron tersebut akan berpindah. Hal ini bisa diumpamakan dengan orang yang tidak akan bisa melompati pagar satu meter jika ia tidak bisa melompat setinggi satu meter. Elektron tidak akan bisa melewati kulit berpotensial listrik 13,6 eV jika tidak memiliki setidaknya 13,6 eV energi. Menurut prinsip ini, elektron bebas harus memiliki energi yang lebih besar dari kulit potensialnya. Jika elektron tersebut memiliki energi cukup untuk melakukan itu, maka elektron itu akan menuju ke tingkatan energi yang terendah, dan sisa energi akan diradiasikan. Ionisasi sekuensial pada dasarnya mendeskripsikan bahwa bilangan muatan ion hanya didapatkan dari bilangan muatan terdekatnya saja sebanyak satu bilangan. Seperti contoh, ion bermuatan +2 hanya bisa didapatkan dari ion bermuatan +1 atau +3 saja.
Dari
|
Ke
|
|||
Padat
|
N/A
|
-
|
||
Cair
|
N/A
|
-
|
||
Gas
|
N/A
|
Ionisasi
|
||
Plasma
|
-
|
-
|
Rekombinasi/Deionisasi
|
N/A
|
SIFAT LOGAM DAN
NON LOGAM
Sifat logam berhubungan dengan
kemampuan suatu atom melepas elektron atau menjadi
bermuatan positip (membentuk
kation). Sedangkan sifat non logam berhubungan dengan
kecenderungan suatu atom untuk
menerima elektron atau menjadi bermuatan negatif
(membentuk anion).
Dalam sistem
periodik, dari bawah ke atas dan dari kiri ke kanan, sifat logam unsur
semakin
berkurang dan sifat non logam semakin bertambah.
Kelompok unsur
logam :
1. Logam Alkali (Alkali metals)
: Lithium(Li), Natrium(Na), Potassium(K),
Rubidium(Rb),
Cesium(Cs), Francium(Fr).
2. Logam Alkali
Tanah (Alkaline
earth metals) : Beryllium(Be), Magnesium(Mg),
Calcium(Ca),
Strontium(Sr), Barium(Ba), Radium(Ra).
3. Logam
Transisi (Transitional
metals), Lanthanide series dan Actinide series.
4. Logam Lainnya
(Other
metals) antara lain: Aluminium (Al), Gallium (Ga), Indium
(In), Thallium
(Tl), Ununtrium (Uut), Tin (Sn), Lead (Pb), Ununquadium (Uuq),
Bismuth (Bi),
Ununpentium (Uup), Ununhexium (Uuh)
Kelompok unsur
Metaloid (semi
logam) :
Boron (B),
Silikon (Si), Germanium (Ge), Arsen (As), Antimon (Sb), Telurium (Te), Polonium
(Po)
Kelompok unsur
Non Logam (non
metals) :
1. Halogen : Fluorine,
Chlorine, Bromine, Iodine, Astatine, Ununseptium.
2. Gas mulia (Noble gases) : Helium,
Neon, Argon, Krypton, Xenon, Radon,
Ununoctium.
3. Non logam
lainnya antara
lain : Hidrogen, Carbon, Nitrogen, Phosphorus, Oxygen,
Sulfur,
Selenium.
Latihan
Petunjuk :
1. Untuk mengerjakan latihan ini,
kunjungilah alamat situs :
http://www.chem-is-try.org/tabel-periodik/
2. Klik pada lambang unsur untuk
melihat keterangan lengkap dari masing-masing
unsur
SOAL
1. Sebutkan sumber dan kegunaan
dari masing- masing unsur :
a. Logam Alkali. !
b. Logam Alkali tanah !
c. Metaloid !
2. Sebutkan sumber dan kegunaan
dari Logam :
a. Besi (iron)
b. Seng (zinc)
c. Aluminium
d. Tembaga (copper)
e. Perak (silver)
f. Emas (gold)
g. Timah (tin)
h. Timbal (lead)
i. Raksa (mercury)
j. Uranium
3. Sebutkan sumber dan kegunaan
dari Unsur Non logam berikut ini :
a. Hidrogen
b. Carbon
c. Nitrogen
d. Oxygen
e. Phosphorus
f. Sulfur
Unsur kimia
Unsur kimia, atau hanya disebut unsur, adalah zat kimia yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat
yang lebih kecil, atau tidak dapat diubah menjadi zat kimia lain dengan menggunakan metode kimia
biasa.Partikel terkecil dari unsur adalah atom. Sebuah atom terdiri atas inti atom (nukleus) dan dikelilingi oleh elektron. Inti atom terdiri atas sejumlah proton dan neutron. Hingga saat ini diketahui terdapat kurang lebih 117 unsur di dunia.
Unsur
Bijih uranium
Unsur adalah sekelompok atom yang memiliki jumlah proton
yang sama pada intinya.
Jumlah ini disebut sebagai nomor atom
unsur. Sebagai contoh, semua atom yang memiliki 6 proton pada intinya adalah
atom dari unsur kimia karbon, dan semua atom yang memiliki
92 proton pada intinya adalah atom unsur uranium.Lambang kimia
Sebelum kimia menjadi bidang ilmu, ahli alkemi telah menentukan simbol-simbol baik untuk logam maupun senyawa umum lainnya. Mereka menggunakan singkatan dalam diagram atau prosedur; dan tanpa konsep mengenai suatu atom bergabung untuk membentuk molekul. Dengan perkembangan teori zat, John Dalton memperkenalkan simbol-simbol yang lebih sederhana, didasarkan oleh lingkaran, yang digunakan untuk menggambarkan molekul.Sistem yang saat ini digunakan diperkenalkan oleh Berzelius. Dalam sistem tipografi tersebut, simbol kimia yang digunakan adalah singkatan dari nama Latin (karena waktu itu Bahasa Latin merupakan bahasa sains); misalnya Fe adalah simbol untuk unsur ferrum (besi), Cu adalah simbol untuk unsur Cuprum (tembaga), Hg adalah simbol untuk unsur hydrargyrum (air raksa), dan sebagainya.
Simbol kimia digunakan secara internasional, meski nama-nama unsur diterjemahkan antarbahasa. Huruf pertama simbol kimia ditulis dalam huruf kapital, sedangkan huruf selanjutnya (jika ada) ditulis dalam huruf kecil.
Reaksi kimia
Reaksi kimia adalah transformasi/perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa menghasilkan
penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar, pembelahan molekul
menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, atau penataulangan atom-atom
dalam molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan kimia.